Profil Desa Tanjung

Ketahui informasi secara rinci Desa Tanjung mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tanjung

Tentang Kami

Profil Desa Tanjung, Juwiring, Klaten. Menganalisis potensi desa sebagai kawasan agraris yang subur dengan fokus pada pengembangan industri jamu tradisional skala rumahan sebagai pilar ekonomi kreatif dan penjaga warisan budaya lokal.

  • Sentra Jamu Tradisional

    Desa ini dikenal sebagai salah satu pusat pembuatan jamu gendong dan jamu herbal tradisional skala rumahan, menjadi ciri khas ekonomi kreatif desa.

  • Ekonomi Berbasis Kewirausahaan Perempuan

    Industri jamu secara dominan digerakkan oleh kaum perempuan (ibu-ibu), yang berperan sebagai produsen sekaligus pemasar, memberdayakan ekonomi keluarga secara signifikan.

  • Fondasi Pertanian yang Kokoh

    Di samping industri jamunya, sektor pertanian padi tetap menjadi penopang utama yang menjamin ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi masyarakat.

XM Broker

Desa Tanjung, sebuah komunitas yang hangat dan bersemangat di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, menyajikan sebuah narasi ekonomi perdesaan yang unik dan berakar kuat pada kearifan lokal. Di tengah lanskap agraris yang subur, tercium wangi aroma rempah dari dapur-dapur warganya. Desa ini dikenal luas sebagai salah satu sentra pembuatan jamu tradisional atau jamu gendong yang paling otentik. Di sini, tangan-tangan terampil para perempuan dengan telaten meracik aneka rimpang dan dedaunan menjadi minuman herbal berkhasiat yang telah menjadi bagian dari warisan budaya kesehatan Jawa. Sinergi antara pertanian sebagai sumber kehidupan dan industri jamu sebagai sumber kesejahteraan telah membentuk Desa Tanjung menjadi komunitas yang sehat, mandiri, dan berdaya.

Industri Jamu Tradisional sebagai Jantung Ekonomi Kreatif

Keistimewaan dan identitas utama Desa Tanjung terletak pada industri jamu tradisionalnya. Sejak puluhan tahun silam, keterampilan meracik jamu telah diwariskan secara turun-temurun, terutama di kalangan kaum perempuan. Hampir di setiap dusun dapat ditemui para perajin jamu yang mengolah bahan-bahan alami seperti kunyit, jahe, kencur, temulawak, dan beras menjadi produk jamu populer seperti kunir asem, beras kencur, dan pahitan.

Industri ini mayoritas berskala rumahan dan menjadi pilar penting dalam pemberdayaan ekonomi perempuan. Para ibu tidak hanya berperan sebagai produsen, tetapi juga sebagai pemasar ulung. Sebagian dari mereka masih setia menjadi "bakul jamu gendong" yang berkeliling ke desa-desa sekitar, sementara yang lain memasok produknya ke pasar-pasar tradisional atau bahkan menerima pesanan untuk berbagai acara. Industri jamu ini memberikan sumber pendapatan harian yang vital bagi banyak keluarga, membuktikan bahwa warisan budaya dapat bertransformasi menjadi sebuah kekuatan ekonomi yang nyata.

Geografi, Wilayah Administratif, dan Demografi

Secara geografis, Desa Tanjung berada di atas lahan subur yang tidak hanya ideal untuk pertanian padi, tetapi juga memungkinkan warganya untuk menanam sendiri sebagian bahan baku jamu (tanaman obat keluarga/TOGA) di pekarangan rumah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klaten, luas wilayah desa ini adalah 1,65 kilometer persegi (165 hektare).

Batas-batas administratif Desa Tanjung meliputi: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Kenaiban, di sebelah timur dengan Desa Gondangsari, di sebelah selatan dengan wilayah Kabupaten Sukoharjo, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Serenan.

Menurut publikasi "Kecamatan Juwiring dalam Angga 2023", jumlah penduduk Desa Tanjung tercatat sebanyak 3.313 jiwa. Populasi tersebut terdiri dari 1.666 penduduk laki-laki dan 1.647 penduduk perempuan. Dengan luas wilayahnya, tingkat kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 2.008 jiwa per kilometer persegi. Struktur demografisnya sangat khas, dengan kaum perempuan yang memegang peranan sangat penting dalam menggerakkan roda ekonomi non-pertanian.

Sinergi Ekonomi Pertanian dan Industri Herbal

Perekonomian Desa Tanjung dibangun di atas dua fondasi yang saling melengkapi. Fondasi utama adalah sektor pertanian. Sawah-sawah yang terhampar luas menjadi sumber utama beras sebagai makanan pokok dan penjamin ketahanan pangan. Aktivitas pertanian memberikan stabilitas dan menjadi jaring pengaman bagi seluruh warga desa.

Fondasi kedua, yang menjadi pembeda, adalah industri jamu. Sektor ini berfungsi sebagai mesin penghasil pendapatan tunai harian. Jika pertanian memberikan pendapatan dalam siklus panen yang panjang, industri jamu memberikan pemasukan yang lebih rutin. Sinergi ini menciptakan model ekonomi yang tangguh dan seimbang. Bahkan, produk sampingan pertanian seperti bekatul atau ampas parutan kelapa terkadang dimanfaatkan dalam beberapa resep jamu atau pakan ternak, menciptakan siklus ekonomi yang efisien.

Peran Perempuan sebagai Penjaga Warisan dan Ekonomi

Di Desa Tanjung, perempuan adalah pahlawan ekonomi dan penjaga warisan. Merekalah yang dengan tekun menjaga resep-resep jamu warisan leluhur agar tidak punah. Keterampilan meracik, menakar, dan merasakan (icip) jamu hingga mencapai cita rasa yang pas adalah sebuah seni yang dikuasai secara turun-temurun.

Melalui penjualan jamu, para perempuan ini tidak hanya membantu menopang ekonomi keluarga, tetapi juga secara aktif mempromosikan gaya hidup sehat kepada masyarakat luas. Setiap botol jamu yang mereka jual adalah wujud dari dedikasi mereka dalam melestarikan salah satu kekayaan budaya Nusantara. Keberdayaan ekonomi ini juga meningkatkan posisi dan peran perempuan dalam pengambilan keputusan di tingkat keluarga dan komunitas.

Tata Kelola Pemerintahan yang Mendukung Kearifan Lokal

Pemerintah Desa Tanjung, di bawah arahan Kepala Desa, menunjukkan apresiasi dan dukungan yang besar terhadap industri jamu sebagai potensi unggulan desa. Kebijakan desa dirancang untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi para perajin jamu. Dukungan ini dapat berupa fasilitasi dalam pengurusan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, atau mengadakan pelatihan tentang pengemasan produk yang lebih modern dan higienis.

Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), desa memiliki peluang untuk membangun sebuah "Rumah Jamu" atau sentra produksi bersama. Di tempat ini, para perajin dapat berproduksi dengan standar kebersihan yang lebih tinggi, mendapatkan bahan baku secara kolektif dengan harga lebih murah, dan memasarkan produknya dengan merek bersama "Jamu Asli Tanjung".

Infrastruktur dan Sarana Penunjang

Infrastruktur di Desa Tanjung telah dikembangkan untuk mendukung aktivitas ekonomi dan sosial warganya. Jalan desa yang baik mempermudah para penjual jamu untuk menjangkau pasar dan pelanggannya. Akses terhadap air bersih yang higienis menjadi syarat mutlak bagi industri jamu, dan hal ini telah terpenuhi dengan baik.

Ketersediaan listrik yang stabil menunjang proses produksi, terutama bagi perajin yang sudah menggunakan peralatan modern seperti blender atau mesin pemeras. Fasilitas umum lainnya seperti sekolah, masjid, dan sarana kesehatan dasar juga tersedia dan berfungsi untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Tantangan Modernisasi dan Persaingan Pasar

Tantangan utama yang dihadapi industri jamu di Desa Tanjung adalah modernisasi dan persaingan. Di satu sisi, para perajin perlu beradaptasi dengan tuntutan pasar modern terkait higienitas, pengemasan, dan daya tahan produk tanpa harus menghilangkan keasliannya. Di sisi lain, mereka menghadapi persaingan dari produk-produk minuman herbal pabrikan yang gencar beriklan.

Regenerasi perajin jamu juga menjadi isu penting. Perlu ada upaya untuk membuat profesi ini terlihat menarik dan menjanjikan bagi generasi muda, misalnya dengan memperkenalkan inovasi produk seperti jamu dalam bentuk bubuk instan, sirup, atau bahkan minuman siap saji yang lebih kekinian.

Prospek Masa Depan: Menuju Desa Wisata Herbal

Prospek masa depan Desa Tanjung sangat cerah dan beraroma wangi. Dengan aset budaya dan ekonomi yang begitu kuat, desa ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi "Desa Wisata Herbal". Konsep ini akan mengundang wisatawan untuk merasakan pengalaman unik, mulai dari melihat kebun Tanaman Obat Keluarga (TOGA), belajar langsung cara meracik jamu dari para ahlinya, hingga menikmati aneka produk jamu segar.

Penguatan branding dan pemasaran digital akan menjadi kunci untuk menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk segmen konsumen muda yang semakin sadar akan gaya hidup sehat. Dengan inovasi dan kolaborasi, Desa Tanjung tidak hanya akan melestarikan warisan jamu gendong, tetapi juga akan mengangkatnya menjadi sebuah industri perdesaan yang modern, berdaya saing, dan menyehatkan dunia.